Click Here For Free Blog Templates!!!
Blogaholic Designs

Pages

**Music**

Get Free Music at www.divine-music.info
Get Free Music at www.divine-music.info

Free Music at divine-music.info
Sabtu, 08 Juni 2013

Beton Bilogis Menjanjikan untuk Arsitektur Berkelanjutan

Beton Biologis Menjanjikan untuk
Arsitektur Berkelanjutan


Sebuah bentuk beton biologis telah dikembangkan oleh The Structural Technology Group di Barcelona untuk menciptakan bangunan hidup & untuk menciptakan arsitektur berkelanjutan.
Beton ini menyokong pertumbuhan organisme pigmen pada fasade bangunan yang dapat membantu mengurangi tingkat CO2 di atmosfer.


Menyatukan penggunaan beton yang sudah terbangun / pada bangunan baru akan mendorong berbagai macam organisme biologis untuk tumbuh di permukaannya, termasuk mickoalgae, lichens, jamur & lumut. Beton biologis ini menawarkan keuntungan lingkungan & estetika tambahan termal atas bahan konstruksi yang sama.
Peneliti Universitat Politecnica de Catalunya, Barcelona telah berfokus pada 2 bahan tertentu sebagai tingkat pH beton yang umumnya tinggi & yang biasanya tidak akan memfasilitasi pertumbuhan biologis. Sebuah beton konvensional berdasarkan semen Portland yang digunakan, seperti semen sedikit asam yang diproduksi dengan magnesium fosfat yang tidak memerlukan pengolahan untuk mengurangi tingkat pH-nya.


Tidak seperti kebanyakan tanaman, kondisi optimal bagi lumut untuk tumbuh adalah pada tingkat pH yang rendah. Dengan menurunkan tingkat pH pada beton, akan mengurangi kompetisi & mempromosikan lumut kolonisasi. Dengan sedikit mengubah tingkat pH, peneliti akan dapat memenuhi beton untuk organisme tertentu, yang memungkinkan mereka untuk berkembang. 
Meskipun tanaman telah diintegrasikan ke dalam fasad & taman vertikal, beton ini berbeda karena fungsinya sebagai bagian dari struktur bangunan. Beton ini terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan kedap air, lapisan biologis, & lapisan coating, di atas lapisan struktural.


Lapisan kedap air melindungi lapisan struktural dari potensi kerusakan yang disebabkan oleh air yang merembes. Pengembangan & kolonisasi organisme biologis didukung oleh lapisan biologis yang memiliki kemampuan untuk menangkap & menyimpan air hujan. Lapisan ketiga memiliki kemampuan kedap air yang terbalik yang memungkinkan hujan masuk sekaligus menghalanginya. Hal ini juga sebagai pengalihan air bagi organisme untuk mendorong pertumbuhan.
Beton hidup menyerap CO2 di atmosfer lapisan biologis & juga memiliki kapasitas untuk mengatur konduktivitas termal di dalam gedung dengan menangkap radiasi matahari. Suhu di dalam diatur oleh beton yang menyerap panas, dengan menyerap panas saat memasuki musim panas & mencegah bocornya panas selama musim dingin.


Selain sebagai regulator panas & isolator, beton juga memiliki daya tarik estetika. Fasad bangunan dapat dirancang dengan sentuhan / warna yang berbeda, menciptakan tampilan mirip dengan lukisan hidup.
Beton biologis dapat digunakan pada struktur yang baru dibangun / renovasi bangunan, juga pada struktur pendukung yang tidak diperlukan sehingga desainer dapat memilih area gedung tempat beton biologis dapat diterapkan.


Para peneliti melakukan hal tersebut bertujuan untuk mempercepat proses pertumbuhan sehingga facade bangunan akan memiliki penampilan yang berwarna-warni yang menarik dalam waktu kurang dari 1 tahun. Mereka juga berharap, facade akan berkembang dengan musim & berubah warna tergantung pada musim & jenis organisme dominan.
Saat ini, beton biologis masih dalam tahap percobaan, karena para peneliti masih menyelidiki spesies tertentu untuk pertumbuhan tanaman. Ide ini sudah dipatenkan & telah menyatakan minatnya untuk membawa produknya ke pasaran.

Jumat, 07 Juni 2013

Tumbuhan-Tumbuhan Anti Polusi

Tumbuhan-Tumbuhan
Anti Polusi


1.Sansevieria


Sansevieria dikenal dengan sebutan lidah mertua karena bentuknya seperti lidah yang tajam. Sansevieria tak hanya berfungsi sebagai tanaman hias, tetapi ia juga bermanfaat untuk menyuburkan rambut, mengobati diabetes, wasir, hingga kanker ganas. Sementara seratnya digunakan sebagai bahan pakaian. Di Jepang, Sansevieria digunakan untuk menghilangkan bau perabotan rumah di ruangan.


Sansevieria mampu menyerap 107 jenis racun, termasuk polusi udara, asap rokok (nikotin), hingga radiasi nuklir, sehingga sansevieria cocok digunakan sebagai tumbuhan penyegar udara. Keistimewaan tumbuhan yang disebut lidah mertua ini adalah memiliki daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungannya. Penelitian NASA bekerja sama dengan ALCA telah menemukan bukti-bukti bahwa tanaman ini secara alami mampu mengurangi polusi tersebut.


2.Sirih Belanda (Devil's Ivy)


Tumbuhan perdu yang bisa tumbuh dimana saja, termasuk di dalam pot di halaman rumah ini mampu menyerap formaldehida & benzena. Tumbuhan ini sudah diriset oleh NASA & tumbuhan ini termasuk tumbuhan bandel yang dapat hidup di lingkungan apapun, bisa di tanah, di gabus, / hanya dengan air pun dapat tumbuh. Tumbuhan ini dapat diletakkan di dalam / di luar rumah yang bersuhu panas & dapat dengan efektif menyerap 54% dari total benzena 0,156 ppm. Untuk formaldehida, dari 18 ppm dapat dihilangkan sebesar 67%. Selain itu, karbonmonoksida sebesar 113 ppm dapat dihilangkan hingga 75%. (ppm = parts per milion).


Anda dapat letakkan sirih belanda ini di pot dalam rumah / di gantung saja. Intinya, dengan adanya tumbuhan ini di dalam rumah anda, maka udara pun akan terasa lebih segar & lebih bersih. Hasilnya, kita dapat bernafas dengan lega meskipun berada di dalam rumah.


3.Lumut


Lumut yang menempel pada batang pohon mampu menjadi indikasi tingkat polusi suatu daerah. Semakin banyak lumut yang menempel di batang pohon berarti semakin baik kualitas udara di daerah itu. Lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen, penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap polutan. Beberapa spesies lumut dapat digunakan sebagai obat kulit & mata. Tumbuhan lumut disebut sebagai tumbuhan pelopor, karena lumut itu tumbuh sebelum tumbuhan lain dapat tumbuh. Ini terjadi karena lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi lumut lain & tumbuhan lainnya.


4.Kembang Sepatu


Kembang sepatu berperan penting dalam proses pernapasan, karena tumbuhan ini mampu menyerap gas nitrogen sehingga kita dapat bernafas lebih lega. Namun, jangan sekali-kali menanam kembang sepatu di dekat ruang radiografi. Tanaman ini memiliki fungsi meneruskan radiasi sehingga sangat membahayakan bagi orang yang berada di sekitar ruang radiografi tersebut. Manfaat lain tumbuhan kembang sepatu tersebut yaitu banyak dijadikan sebagai tumbuhan hias karena ia memiliki bunga yang cantik. Bunga kembang sepatu dapat digunakan untuk menyemir sepatu di India & digunakan sebagai bunga persembahan. Di Tiongkok, bunganya ini digunakan sebagai bahan pewarna makanan. Di Indonesia, daun & bunganya digunakan dalam berbagai pengobatan tradisional. Kembang sepatu yang telah dikeringkan dapat diminum sebagai teh.


5.Pohon Bungur & Mahoni


Pohon Bungur & Mahoni dikenal mampu menyerap polutan udara seperti timbal. Karena hal itu, maka kedua pohon ini sebaiknya ditanam untuk penghijauan di kota-kota besar, di pinggir jalan-jalan yang lalu lintasnya padat. Bukan rahasia lagi kalau kendaraan bermotor menjadi penyumbang timbal terbesar di udara.


Sebaliknya, pohon akasia sebaiknya jangan dijadikan pohon jalur hijau. Mengapa? Karena akasia menjadi salah satu pencetus penyakit asma. Begitu juga pohon palem yang indah bentuknya, tetapi minim manfaatnya.

 

6.Pohon Trembesi


Pohon trembesi memiliki kemampuan untuk menyerap karbondioksida dalam jumlah yang besar, sehingga sangat disarankan untuk digunakan sebagai pohon penghijauan. Namun dalam pertumbuhannya, trembesi membutuhkan lahan yang luas.


Tajuknya yang lebar & daunnya yang lebat ditambah dengan jaringan akarnya yang luas, ini mempermudahnya untuk menyerap air dengan maksimal. Pohon ini dipercaya mampu memberi kontribusi dalam menanggulangi pencemaran udara & ancaman pemanasan global. Berdasarkan penelitian oleh Dr. Ir. Endes N. Dahlan, seorang Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, 1 batang pohon trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondiosida (CO2) setiap tahunnya. Batang tembresi dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Bijinya yang biasa disebut "Mindhik" (Siter / Godril) selain dapat dibuat sebagai makanan ringan (semacam kuaci), juga berkhasiat sebagai obat pencuci perut dengan cara diseduh menggunakan air panas. Daunnya pun ternyata mempunyai khasiat mengobati penyakit kulit.


Sayangnya, pohon ini mempunyai jaringan akar yang besar & luas sehingga sering kali merusak bangunan di sekitarnya. Selain itu, tajuknya yang lebar & daunnya yang rimbun sering kali menghambat pertumbuhan pepohonan lain yang berada di bawahnya.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...